Diserang Kritik Trump, Fed Beri Sinyal Tren Suku Bunga Tinggi Berakhir

Kamis, 29 November 2018 - 13:48 WIB
Diserang Kritik Trump, Fed Beri Sinyal Tren Suku Bunga Tinggi Berakhir
Diserang Kritik Trump, Fed Beri Sinyal Tren Suku Bunga Tinggi Berakhir
A A A
NEW YORK - Bank Sentral Amerika Serikat alias Federal Reserve (the Fed) mengindikasikan kemungkinan bahwa tren suku bunga tinggi akan berakhir. Pernyataan Bank Sentral AS langsung ditanggapi positif para pelaku pasar untuk membuat Wall Street meningkat tajam.

Dalam pidatonya, Gubernur Federal Reserve Jerome Powell mengatakan, suku bunga acuan AS berada mendekati level netral yang tidak mempercepat ataupun memperlambat pertumbuhan ekonomi. Pada bulan lalu, Ia mengutarakan Bank Sentral telah melalui proses panjang sebelum mencapai level suku bunga seperti sekarang.

Pernyataan Powell datang setelah serangan berulang kali yang dilayangkan oleh Presiden Donald Trump. Bahkan belum lama ini, Trump menyalahkan kebijakan kenaikan suku bunga acuan atau Fed rate yang dilakukan Federal Reserve telah membuat pasar saham anjlok.

Trump juga menggambarkan bahwa tren kenaikan suku bunga di masa depan sebagai risiko terbesar bagi perekonomian AS. Presiden Negeri Paman Sam -julukan AS- yang memilih Powell untuk memimpin bank sentral tahun lalu, juga mengatakan dia tidak senang dengan pilihannya.

Powell yang berbicara di acara Economic Club New York tidak menanggapi kritik Trump secara langsung. Namun dia sedikit melunakkan komentarnya terkait kenaikan suku bunga di masa depan sambil terus mempertahankan rencana Fed untuk kenaikan secara bertahap.

"Suku bunga acuan masih rendah dibandingkan standar historis, dan mereka tetap sedikit di bawah range perkiraan level yang netral bagi perekonomian, yang tidak mempercepat ataupun memperlambat pertumbuhan," terang Powell seperti dilansir BBC, Kamis (29/11/2018).

Dia menambahkan, tidak ada jalur kebijakan yang ditetapkan. Powell juga menyatakan bahwa Federal Open Market Committee (FOMC), yang bertugas menentukan suku bunga, tidak tahu ke mana arah suku bunga dan akan mengambil keputusannya berdasarkan perkembangan ekonomi dan kondisi keuangan.

Pasar saham langsung melonjak setelah Powell menyampaikan pidatonya dan berhasil bertahan di zona hijau hingga penutupan perdagangan. Indeks Dow dan Nasdaq keduanya melonjak lebih dari 2% setelah komentar, sementara S & P 500 naik 1,7%.

Perekonomian AS telah menikmati ekspansi yang sehat tahun ini, didorong sebagian besar karena peningkatan belanja pemerintah dan pemotongan pajak besar. Penciptaan lapangan kerja yang berada dalam tren penguatan serta produk domestik bruto (PDB) tumbuh pada tingkat tahunan 3,5% pada kuartal terbaru.

Namun, banyak ekonom memperkirakan kecepatan pertumbuhan bakal melambat tahun depan sebagai efek dari stimulus memudar. Dalam pidatonya, Powell mengatakan dia melihat peningkatan bertahap sebagai cara terbaik untuk menyeimbangkan risiko dengan menaikkan suku terlalu cepat atau terlalu lambat. "Jalur peningkatan kami secara bertahap telah dirancang untuk menyeimbangkan kedua risiko ini, yang keduanya harus kita anggap serius," katanya.

Powell juga menambahkan, risiko keseluruhan terhadap stabilitas keuangan tetap "moderat", tetapi ia menandai kenaikan tingkat utang perusahaan sebagai salah satu yang menjadi perhatian. Terang dia, gangguan yang disebabkan oleh peristiwa seperti Brexit dapat memicu tekanan ekonomi.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4775 seconds (0.1#10.140)